Posted by : Al Barokah Monday, 18 February 2019


โ€œTidak Ada Tuhan selain Allahโ€: Tidak Ada Pencipta, Pemberi rizki, dan Pengatur alam semesta selain Allah

Memaknai โ€œlaa ilaaha illallahโ€ dengan kalimat โ€œTidak ada Tuhan selain Allahโ€ yang berarti: โ€œTidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam semesta selain Allahโ€ adalah pemahaman atau pemaknaan yang keliru.
Berikut ini kami sampaikan tiga bukti yang menunjukkan kesalahan tersebut.

Bukti pertama,

Kaum musyrikin pada zaman Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam pun mengakui bahwa Allah Taโ€™ala adalah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta.
Sebelumnya perlu disampaikan terlebih dahulu bahwa keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta adalah keyakinan dan aqidah yang benar serta tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya. Allah Taโ€™ala berfirman,
ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูŽ ูููŠ ุณูุชู‘ูŽุฉู ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ุซูู…ู‘ูŽ ุงุณู’ุชูŽูˆูŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽุฑู’ุดู ูŠูุบู’ุดููŠ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑูŽ ูŠูŽุทู’ู„ูุจูู‡ู ุญูŽุซููŠุซู‹ุง ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูŽู…ูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูุฌููˆู…ูŽ ู…ูุณูŽุฎู‘ูŽุฑูŽุงุชู ุจูุฃูŽู…ู’ุฑูู‡ู ุฃูŽู„ูŽุง ู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ุฎูŽู„ู’ู‚ู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุฑู ุชูŽุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ
โ€œSesungguhnya Rabb kamu ialah Allah, Yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas โ€˜Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang, (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam.โ€ [QS. Al-Aโ€™raf : 54]
Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa keyakinan seperti ini juga dimiliki oleh kaum musyrikin Arab pada zaman Rasulullah shallallahu โ€˜alahi wa sallam berdakwah dahulu. Hal ini dapat kita ketahui dari dalil-dalil berikut ini.
Dalil pertama, Allah Taโ€™ala berfirman,
ูˆูŽู„ูŽุฆูู†ู’ ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽู†ู’ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูŽ ู„ูŽูŠูŽู‚ููˆู„ูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู
โ€œDan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, โ€˜Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?โ€™ Tentu mereka akan menjawab, โ€™Allahโ€™.โ€ [QS. Luqman : 25]
Dalil kedua, Allah Taโ€™ala berfirman,
ู‚ูู„ู’ ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุฑู’ุฒูู‚ููƒูู…ู’ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ุฃูŽู…ู‘ูŽู†ู’ ูŠูŽู…ู’ู„ููƒู ุงู„ุณู‘ูŽู…ู’ุนูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุจู’ุตูŽุงุฑูŽ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุฎู’ุฑูุฌู ุงู„ู’ุญูŽูŠู‘ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽูŠู‘ูุชู ูˆูŽูŠูุฎู’ุฑูุฌู ุงู„ู’ู…ูŽูŠู‘ูุชูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุญูŽูŠู‘ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุฏูŽุจู‘ูุฑู ุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ุฑูŽ ููŽุณูŽูŠูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽู‚ูู„ู’ ุฃูŽููŽู„ูŽุง ุชูŽุชู‘ูŽู‚ููˆู†ูŽ
โ€œKatakanlah, โ€™Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?โ€™ Maka mereka akan menjawab, โ€™Allah.โ€™ Maka katakanlah, โ€™Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?โ€™โ€ [QS. Yunus : 31]
Dalil ketiga, Allah Taโ€™ala berfirman,
ูˆูŽู„ูŽุฆูู†ู’ ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุฒู‘ูŽู„ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ู…ูŽุงุกู‹ ููŽุฃูŽุญู’ูŠูŽุง ุจูู‡ู ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏู ู…ูŽูˆู’ุชูู‡ูŽุง ู„ูŽูŠูŽู‚ููˆู„ูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู‚ูู„ู ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุจูŽู„ู’ ุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑูู‡ูู…ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ู‚ูู„ููˆู†ูŽ
โ€œDan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka, โ€˜Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?โ€™ Tentu mereka akan menjawab, โ€™Allah.โ€™ Katakanlah, โ€™Segala puji bagi Allah.โ€™ Akan tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).โ€ [QS. Al-โ€˜Ankabuut : 63]
Dalil keempat, Allah Taโ€™ala berfirman,
ูˆูŽู„ูŽุฆูู†ู’ ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽู†ู’ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽู‡ูู…ู’ ู„ูŽูŠูŽู‚ููˆู„ูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽุฃูŽู†ู‘ูŽู‰ ูŠูุคู’ููŽูƒููˆู†ูŽ
โ€œDan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, โ€™Siapakah yang menciptakan mereka?โ€™, niscaya mereka menjawab, โ€™Allah.โ€™ Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah Taโ€™ala)?โ€ [QS. Az-Zukhruf : 87]
Dalil kelima, Allah Taโ€™ala berfirman,
ู‚ูู„ู’ ู…ูŽู†ู’ ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ุงู„ุณู‘ูŽุจู’ุนู ูˆูŽุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุฑู’ุดู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ู ุ› ุณูŽูŠูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ู‚ูู„ู’ ุฃูŽููŽู„ูŽุง ุชูŽุชู‘ูŽู‚ููˆู†ูŽ
โ€œKatakanlah, โ€™Siapakah pemilik langit yang tujuh dan pemilik โ€˜Arsy yang besar?โ€™ Mereka akan menjawab, โ€™Kepunyaan Allah.โ€™ Katakanlah, โ€™Maka apakah kamu tidak bertakwa?โ€™โ€ [QS. Al-Muโ€™minuun : 86-87]
Dari ayat-ayat di atas jelaslah bahwa kaum musyrikin pada zaman dahulu meyakini sifat-sifat rububiyyah Allah, yaitu bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Dzat Yang Memberi rizki, dan Dzat Yang Mengatur urusan alam semesta. Namun, keyakinan seperti itu ternyata belum cukup untuk memasukkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang bertauhid. Sehingga Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam pun tetap memerangi mereka, menghalalkan darah dan harta mereka meskipun mereka memiliki keyakinan seperti itu.
Oleh karena itu, apabila kalimat โ€œlaa ilaaha illallahโ€ diartikan dengan โ€œTidak ada pencipta selain Allahโ€, โ€œTidak ada pemberi rizki selain Allahโ€, atau โ€œTidak ada pengatur alam semesta selain Allahโ€, maka apakah yang membedakan antara orang-orang musyrik dan orang-orang Islam? Jika orang-orang musyrik itu masuk Islam dengan dituntut mengucapkan kalimat โ€œlaa ilaaha illallahโ€ dengan makna seperti itu, lantas apa yang membedakan mereka ketika masih musyrik dan ketika sudah masuk Islam? Bukankah ketika mereka masih musyrik juga sudah mengakui bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Dzat Yang Memberi rizki, dan Dzat Yang Mengatur urusan alam semesta?

Bukti ke dua,

Penolakan orang-orang musyrik untuk mengucapkan kalimat โ€œlaa ilaaha illallahโ€.
Bukti bahwa makna kalimat โ€œlaa ilaaha illallahโ€ bukanlah โ€œTidak ada pencipta, pemberi rizki, atau pengatur alam semesta selain Allahโ€ juga dapat dilihat dari penolakan kaum musyrikin untuk mengucapkan kalimat tersebut. Karena apabila itulah makna kalimat tauhid, tentu mereka tidak akan keberatan sama sekali untuk mengucapkan kalimat โ€œlaa ilaaha illallahโ€. Karena mereka sendiri sudah memiliki keyakinan tentang hal itu. Tentu mereka pun tidak akan memusuhi dan memerangi Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam karena dakwahnya tersebut. Namun yang kita dapati justru sebaliknya, mereka tidak mau mengucapkan kalimat tersebut, bahkan mereka memusuhi, menyiksa, dan membunuh setiap orang yang mau mengucapkan kalimat tersebut.
Buktinya, ketika Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam menyeru mereka untuk mengucapkan kalimat tauhid, kaum musyrikin pada waktu itu tidak mau menyambut seruan beliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam. Mereka justru mengatakan sebagaimana yang dikisahkan oleh Allah Taโ€™ala dalam firman-Nya,
ุฃูŽุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ู’ุขู„ูู‡ูŽุฉูŽ ุฅูู„ูŽู‡ู‹ุง ูˆูŽุงุญูุฏู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ู„ูŽุดูŽูŠู’ุกูŒ ุนูุฌูŽุงุจูŒ
โ€œMengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu sebagai sesembahan yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.โ€ [QS. Shaad : 5] (Lihat At-Tanbiihatul Mukhtasharah, hal. 34)
Kalaulah maksud Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam dengan kalimat tauhid tersebut adalah โ€œTidak ada pencipta, pemberi rizki, atau pengatur alam semesta selain Allahโ€, tentu kaum musyrikin tersebut segera menyambut dakwah beliau dengan senang hati dan suka cita. Karena apa yang beliau dakwahkan sudah sama dengan apa yang mereka yakini sebelumnya.
Selain itu, marilah kita melihat kisah paman Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam, yaitu Abu Thalib. Abu Thalib adalah seseorang yang telah banyak berjasa membantu dakwah Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam. Namun, Abu Thalib tetap enggan untuk mengucapkan kalimat โ€œlaa ilaaha illallahโ€. Bahkan ketika Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam memerintahkan Abu Thalib untuk mengucapkan kalimat ini di akhir hayatnya, dia tetap saja enggan untuk mengucapkannya.
Berikut ini kisah selengkapnya:
ู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุญูŽุถูŽุฑูŽุชู’ ุฃูŽุจูŽุง ุทูŽุงู„ูุจู ุงู„ู’ูˆูŽููŽุงุฉู ุฌูŽุงุกูŽู‡ู ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ููŽูˆูŽุฌูŽุฏูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ู ุฃูŽุจูŽุง ุฌูŽู‡ู’ู„ู ุจู’ู†ูŽ ู‡ูุดูŽุงู…ู ุŒ ูˆูŽุนูŽุจู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ูŽ ุฃูŽุจูู‰ ุฃูู…ูŽูŠู‘ูŽุฉูŽ ุจู’ู†ู ุงู„ู’ู…ูุบููŠุฑูŽุฉู ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ู„ุฃูŽุจูู‰ ุทูŽุงู„ูุจูุŒ ูŠูŽุง ุนูŽู…ู‘ู ุŒ ู‚ูู„ู’ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุŒ ูƒูŽู„ูู…ูŽุฉู‹ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ู„ูŽูƒูŽ ุจูู‡ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู . ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุจููˆ ุฌูŽู‡ู’ู„ู ูˆูŽุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ู ุฃูŽุจูู‰ ุฃูู…ูŽูŠู‘ูŽุฉูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽุจูŽุง ุทูŽุงู„ูุจู ุŒ ุฃูŽุชูŽุฑู’ุบูŽุจู ุนูŽู†ู’ ู…ูู„ู‘ูŽุฉู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูุทู‘ูŽู„ูุจู ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฒูŽู„ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ูŠูŽุนู’ุฑูุถูู‡ูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ูˆูŽูŠูŽุนููˆุฏูŽุงู†ู ุจูุชูู„ู’ูƒูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‚ูŽุงู„ูŽุฉู ุŒ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุจููˆ ุทูŽุงู„ูุจู ุขุฎูุฑูŽ ู…ูŽุง ูƒูŽู„ู‘ูŽู…ูŽู‡ูู…ู’ ู‡ููˆูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูู„ู‘ูŽุฉู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูุทู‘ูŽู„ูุจู ุŒ ูˆูŽุฃูŽุจูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู‚ููˆู„ูŽ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู .
โ€œKetika Abu Thalib hendak meninggal dunia, maka Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam mendatanginya. Di sisi Abu Thalib ada Abu Jahal bin Hisyam dan โ€˜Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah. Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam berkata kepada Abu Thalib, โ€™Wahai pamanku! Katakanlah โ€˜laa ilaaha illallahโ€™, suatu kalimat yang dapat aku jadikan sebagai hujjah (argumentasi) untuk membelamu di sisi Allah.โ€™
Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah berkata, โ€™Apakah Engkau membenci agama Abdul Muthallib?โ€™ Maka Rasulullah terus-menerus mengulang perkataannya tersebut, sampai Abu Thalib akhirnya tidak mau mengucapkannya. Dia tetap berada di atas agama Abdul Muthallib dan enggan untuk mengucapkan โ€˜laa ilaaha illallahโ€™.โ€ [HR. Bukhari no. 1360 dan Muslim no. 141]
Sekali lagi, penolakan Abu Thalib dan kaum musyrikin secara umum untuk mengucapkan โ€œlaa ilaaha illallahโ€ menunjukkan bahwa makna kalimat tersebut bukanlah โ€œTidak ada pencipta, pemberi rizki, atau pengatur alam semesta selain Allahโ€, karena keyakinan seperti ini telah mereka miliki sebelum Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam berdakwah.

Bukti ketiga,

Konsekuensi dari makna tersebut berarti kaum musyrik pada zaman Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bukanlah orang musyrik. Demikian pula, segala jenis perbuatan mereka yang menujukan ibadah kepada selain Allah Taโ€™ala berarti bukan syirik.
Kesalahan memaknai โ€œlaa ilaaha illallahโ€ dengan โ€œTidak ada pencipta, pemberi rizki, atau pengatur alam semesta selain Allahโ€ juga dapat disimpulkan dari konsekuensi yang ditimbulkan oleh makna tersebut. Karena konsekuensi dari makna tersebut adalah seseorang tetap disebut sebagai seorang muslim meskipun dia berdoa meminta kepada para wali yang sudah mati, atau berdoa kepada Allah Taโ€™ala melalui perantaraan (tawassul) orang-orang shalih yang sudah meninggal, atau menyembelih untuk jin penunggu jembatan, selama mereka memiliki keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta. Maka sungguh, ini adalah kekeliruan yang sangat fatal. Karena ternyata makna tersebut akan membuka berbagai macam pintu kemusyrikan di tengah-tengah kaum muslimin.
Padahal Allah Taโ€™ala tetap menyebut perbuatan orang-orang musyrik itu sebagai perbuatan syirik, meskipun mereka meyakini dan mengakui bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta. Allah Taโ€™ala berfirman,
ูˆูŽูŠูŽุนู’ุจูุฏููˆู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุฏููˆู†ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุถูุฑู‘ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ููŽุนูู‡ูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ู‡ูŽุคูู„ูŽุงุกู ุดูููŽุนูŽุงุคูู†ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู‚ูู„ู’ ุฃูŽุชูู†ูŽุจู‘ูุฆููˆู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุจูู…ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ู ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽู„ูŽุง ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽู‡ู ูˆูŽุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุนูŽู…ู‘ูŽุง ูŠูุดู’ุฑููƒููˆู†ูŽ
โ€œDan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan. Dan mereka berkata, โ€™Mereka itu adalah pemberi syafaโ€™at kepada kami di sisi Allah.โ€™ Katakanlah, โ€™Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?โ€™ Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (itu).โ€ [QS. Yunus : 18]
Berdasarkan ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa alasan kaum musyrikin ketika mereka beribadah kepada selain Allah Taโ€™ala adalah bukan karena keyakinan bahwa sesembahan-sesembahan selain Allah itulah yang menciptakan atau memberi mereka rizki. Akan tetapi, sesembahan-sesembahan mereka itu hanyalah sebagai perantara dalam mencari syafaโ€™at Allah Taโ€™ala. Dan mereka tetap memiliki keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang menciptakan dan Yang memberi rizki untuk mereka.
Kalau makna โ€œlaa ilaaha illallahโ€ adalah โ€œTidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam semesta selain Allahโ€ maka tentu perbuatan kaum musyrikin tersebut tidak bisa disebut sebagai perbuatan syirik. Akan tetapi, di akhir ayat tersebut Allah Taโ€™ala tetap menyatakan bahwa perbuatan tersebut adalah kesyirikan dalam firman-Nya yang artinya, โ€Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan itu.โ€
Dan apabila makna kalimat tauhid adalah โ€œTidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam semesta selain Allahโ€ tentu penyebutan perbuatan mereka dengan syirik oleh Allah Taโ€™ala dalam ayat tersebut adalah penyebutan yang keliru.
Sebagai kesimpulan, memaknai kalimat tauhid โ€œlaa ilaaha illallahโ€ dengan kalimat โ€œTidak ada Tuhan selain Allahโ€ yang berarti: โ€œTidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam semesta selain Allahโ€ adalah pemaknaan yang keliru dengan tiga bukti atau tiga argumentasi yang telah kami sampaikan di atas.
@Rumah Lendah, 29 Rabiul Akhir 1440/ 6 Januari 2019
Penulis: M. Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

โ–บ

- Copyright ยฉ 2025 Mawar Hitam - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -