Posted by : Al Barokah
Monday, 18 February 2019
โTidak Ada Tuhan selain Allahโ: Tidak Ada Pencipta, Pemberi rizki, dan Pengatur alam semesta selain Allah
Memaknai โlaa ilaaha illallahโ dengan kalimat โTidak ada Tuhan selain Allahโ yang berarti: โTidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam semesta selain Allahโ adalah pemahaman atau pemaknaan yang keliru.Berikut ini kami sampaikan tiga bukti yang menunjukkan kesalahan tersebut.
Bukti pertama,
Kaum musyrikin pada zaman Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam pun mengakui bahwa Allah Taโala adalah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta.Sebelumnya perlu disampaikan terlebih dahulu bahwa keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta adalah keyakinan dan aqidah yang benar serta tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya. Allah Taโala berfirman,
ุฅูููู ุฑูุจููููู
ู ุงูููููู ุงูููุฐูู ุฎููููู ุงูุณููู
ูุงููุงุชู ููุงููุฃูุฑูุถู
ููู ุณูุชููุฉู ุฃููููุงู
ู ุซูู
ูู ุงุณูุชูููู ุนูููู ุงููุนูุฑูุดู ููุบูุดูู ุงูููููููู
ุงููููููุงุฑู ููุทูููุจููู ุญูุซููุซูุง ููุงูุดููู
ูุณู ููุงููููู
ูุฑู ููุงููููุฌููู
ู
ู
ูุณูุฎููุฑูุงุชู ุจูุฃูู
ูุฑููู ุฃูููุง ูููู ุงููุฎููููู ููุงููุฃูู
ูุฑู ุชูุจูุงุฑููู ุงูููููู
ุฑูุจูู ุงููุนูุงููู
ูููู
โSesungguhnya Rabb kamu ialah Allah, Yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas โArsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang, (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam.โ [QS. Al-Aโraf : 54]Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa keyakinan seperti ini juga dimiliki oleh kaum musyrikin Arab pada zaman Rasulullah shallallahu โalahi wa sallam berdakwah dahulu. Hal ini dapat kita ketahui dari dalil-dalil berikut ini.
Dalil pertama, Allah Taโala berfirman,
ููููุฆููู ุณูุฃูููุชูููู
ู ู
ููู ุฎููููู ุงูุณููู
ูุงููุงุชู ููุงููุฃูุฑูุถู ูููููููููููู
ุงูููููู
โDan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada
mereka, โSiapakah yang menciptakan langit dan bumi?โ Tentu mereka akan
menjawab, โAllahโ.โ [QS. Luqman : 25]Dalil kedua, Allah Taโala berfirman,
ูููู ู
ููู ููุฑูุฒูููููู
ู ู
ููู ุงูุณููู
ูุงุกู ููุงููุฃูุฑูุถู ุฃูู
ูููู
ููู
ููููู ุงูุณููู
ูุนู ููุงููุฃูุจูุตูุงุฑู ููู
ููู ููุฎูุฑูุฌู ุงููุญูููู ู
ููู ุงููู
ููููุชู
ููููุฎูุฑูุฌู ุงููู
ููููุชู ู
ููู ุงููุญูููู ููู
ููู ููุฏูุจููุฑู ุงููุฃูู
ูุฑู ููุณููููููููููู
ุงูููููู ูููููู ุฃูููููุง ุชูุชููููููู
โKatakanlah, โSiapakah yang memberi rizki kepadamu
dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala
urusan?โ Maka mereka akan menjawab, โAllah.โ Maka katakanlah, โMengapa
kamu tidak bertakwa kepada-Nya?โโ [QS. Yunus : 31]Dalil ketiga, Allah Taโala berfirman,
ููููุฆููู ุณูุฃูููุชูููู
ู ู
ููู ููุฒูููู ู
ููู ุงูุณููู
ูุงุกู ู
ูุงุกู ููุฃูุญูููุง
ุจููู ุงููุฃูุฑูุถู ู
ููู ุจูุนูุฏู ู
ูููุชูููุง ูููููููููููู ุงูููููู ูููู ุงููุญูู
ูุฏู
ููููููู ุจููู ุฃูููุซูุฑูููู
ู ููุง ููุนูููููููู
โDan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada
mereka, โSiapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air
itu bumi sesudah matinya?โ Tentu mereka akan menjawab, โAllah.โ
Katakanlah, โSegala puji bagi Allah.โ Akan tetapi kebanyakan mereka tidak
memahami(nya).โ [QS. Al-โAnkabuut : 63]Dalil keempat, Allah Taโala berfirman,
ููููุฆููู ุณูุฃูููุชูููู
ู ู
ููู ุฎูููููููู
ู ูููููููููููู ุงูููููู
ููุฃููููู ููุคูููููููู
โDan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka,
โSiapakah yang menciptakan mereka?โ, niscaya mereka menjawab, โAllah.โ
Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah Taโala)?โ [QS.
Az-Zukhruf : 87]Dalil kelima, Allah Taโala berfirman,
ูููู ู
ููู ุฑูุจูู ุงูุณููู
ูุงููุงุชู ุงูุณููุจูุนู ููุฑูุจูู ุงููุนูุฑูุดู
ุงููุนูุธููู
ู ุ ุณููููููููููู ููููููู ูููู ุฃูููููุง ุชูุชููููููู
โKatakanlah, โSiapakah pemilik langit yang tujuh
dan pemilik โArsy yang besar?โ Mereka akan menjawab, โKepunyaan Allah.โ
Katakanlah, โMaka apakah kamu tidak bertakwa?โโ [QS. Al-Muโminuun : 86-87]Dari ayat-ayat di atas jelaslah bahwa kaum musyrikin pada zaman dahulu meyakini sifat-sifat rububiyyah Allah, yaitu bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Dzat Yang Memberi rizki, dan Dzat Yang Mengatur urusan alam semesta. Namun, keyakinan seperti itu ternyata belum cukup untuk memasukkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang bertauhid. Sehingga Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam pun tetap memerangi mereka, menghalalkan darah dan harta mereka meskipun mereka memiliki keyakinan seperti itu.
Oleh karena itu, apabila kalimat โlaa ilaaha illallahโ diartikan dengan โTidak ada pencipta selain Allahโ, โTidak ada pemberi rizki selain Allahโ, atau โTidak ada pengatur alam semesta selain Allahโ, maka apakah yang membedakan antara orang-orang musyrik dan orang-orang Islam? Jika orang-orang musyrik itu masuk Islam dengan dituntut mengucapkan kalimat โlaa ilaaha illallahโ dengan makna seperti itu, lantas apa yang membedakan mereka ketika masih musyrik dan ketika sudah masuk Islam? Bukankah ketika mereka masih musyrik juga sudah mengakui bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Dzat Yang Memberi rizki, dan Dzat Yang Mengatur urusan alam semesta?
Bukti ke dua,
Penolakan orang-orang musyrik untuk mengucapkan kalimat โlaa ilaaha illallahโ.Bukti bahwa makna kalimat โlaa ilaaha illallahโ bukanlah โTidak ada pencipta, pemberi rizki, atau pengatur alam semesta selain Allahโ juga dapat dilihat dari penolakan kaum musyrikin untuk mengucapkan kalimat tersebut. Karena apabila itulah makna kalimat tauhid, tentu mereka tidak akan keberatan sama sekali untuk mengucapkan kalimat โlaa ilaaha illallahโ. Karena mereka sendiri sudah memiliki keyakinan tentang hal itu. Tentu mereka pun tidak akan memusuhi dan memerangi Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam karena dakwahnya tersebut. Namun yang kita dapati justru sebaliknya, mereka tidak mau mengucapkan kalimat tersebut, bahkan mereka memusuhi, menyiksa, dan membunuh setiap orang yang mau mengucapkan kalimat tersebut.
Buktinya, ketika Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam menyeru mereka untuk mengucapkan kalimat tauhid, kaum musyrikin pada waktu itu tidak mau menyambut seruan beliau shallallahu โalaihi wa sallam. Mereka justru mengatakan sebagaimana yang dikisahkan oleh Allah Taโala dalam firman-Nya,
ุฃูุฌูุนููู ุงููุขููููุฉู ุฅูููููุง ููุงุญูุฏูุง ุฅูููู ููุฐูุง ููุดูููุกู ุนูุฌูุงุจู
โMengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu
sebagai sesembahan yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang
sangat mengherankan.โ [QS. Shaad : 5] (Lihat At-Tanbiihatul
Mukhtasharah, hal. 34)Kalaulah maksud Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam dengan kalimat tauhid tersebut adalah โTidak ada pencipta, pemberi rizki, atau pengatur alam semesta selain Allahโ, tentu kaum musyrikin tersebut segera menyambut dakwah beliau dengan senang hati dan suka cita. Karena apa yang beliau dakwahkan sudah sama dengan apa yang mereka yakini sebelumnya.
Selain itu, marilah kita melihat kisah paman Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam, yaitu Abu Thalib. Abu Thalib adalah seseorang yang telah banyak berjasa membantu dakwah Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam. Namun, Abu Thalib tetap enggan untuk mengucapkan kalimat โlaa ilaaha illallahโ. Bahkan ketika Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam memerintahkan Abu Thalib untuk mengucapkan kalimat ini di akhir hayatnya, dia tetap saja enggan untuk mengucapkannya.
Berikut ini kisah selengkapnya:
ููู
ููุง ุญูุถูุฑูุชู ุฃูุจูุง ุทูุงููุจู ุงููููููุงุฉู ุฌูุงุกููู ุฑูุณูููู ุงูููููู โ
ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
โ ููููุฌูุฏู ุนูููุฏููู ุฃูุจูุง ุฌููููู ุจููู ููุดูุงู
ู ุ ููุนูุจูุฏู
ุงูููููู ุจููู ุฃูุจูู ุฃูู
ููููุฉู ุจููู ุงููู
ูุบููุฑูุฉู ุ ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู โ ุตูู
ุงููู ุนููู ูุณูู
โ ูุฃูุจูู ุทูุงููุจูุ ููุง ุนูู
ูู ุ ูููู ูุงู ุฅููููู ุฅููุงูู ุงูููููู ุ
ููููู
ูุฉู ุฃูุดูููุฏู ูููู ุจูููุง ุนูููุฏู ุงูููููู . ููููุงูู ุฃูุจูู ุฌููููู ููุนูุจูุฏู
ุงูููููู ุจููู ุฃูุจูู ุฃูู
ููููุฉู ููุง ุฃูุจูุง ุทูุงููุจู ุ ุฃูุชูุฑูุบูุจู ุนููู ู
ููููุฉู ุนูุจูุฏู
ุงููู
ูุทููููุจู ููููู
ู ููุฒููู ุฑูุณูููู ุงูููููู โ ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
โ ููุนูุฑูุถูููุง
ุนููููููู ุ ููููุนููุฏูุงูู ุจูุชููููู ุงููู
ูููุงููุฉู ุ ุญูุชููู ููุงูู ุฃูุจูู ุทูุงููุจู
ุขุฎูุฑู ู
ูุง ูููููู
ูููู
ู ูููู ุนูููู ู
ููููุฉู ุนูุจูุฏู ุงููู
ูุทููููุจู ุ ููุฃูุจูู ุฃููู
ููููููู ูุงู ุฅููููู ุฅููุงูู ุงูููููู .
โKetika Abu Thalib hendak meninggal dunia, maka
Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam mendatanginya. Di sisi Abu
Thalib ada Abu Jahal bin Hisyam dan โAbdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah.
Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam berkata kepada Abu Thalib,
โWahai pamanku! Katakanlah โlaa ilaaha illallahโ, suatu kalimat
yang dapat aku jadikan sebagai hujjah (argumentasi) untuk membelamu di sisi
Allah.โMaka Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah berkata, โApakah Engkau membenci agama Abdul Muthallib?โ Maka Rasulullah terus-menerus mengulang perkataannya tersebut, sampai Abu Thalib akhirnya tidak mau mengucapkannya. Dia tetap berada di atas agama Abdul Muthallib dan enggan untuk mengucapkan โlaa ilaaha illallahโ.โ [HR. Bukhari no. 1360 dan Muslim no. 141]
Sekali lagi, penolakan Abu Thalib dan kaum musyrikin secara umum untuk mengucapkan โlaa ilaaha illallahโ menunjukkan bahwa makna kalimat tersebut bukanlah โTidak ada pencipta, pemberi rizki, atau pengatur alam semesta selain Allahโ, karena keyakinan seperti ini telah mereka miliki sebelum Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam berdakwah.
Bukti ketiga,
Konsekuensi dari makna tersebut berarti kaum musyrik pada zaman Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam bukanlah orang musyrik. Demikian pula, segala jenis perbuatan mereka yang menujukan ibadah kepada selain Allah Taโala berarti bukan syirik.Kesalahan memaknai โlaa ilaaha illallahโ dengan โTidak ada pencipta, pemberi rizki, atau pengatur alam semesta selain Allahโ juga dapat disimpulkan dari konsekuensi yang ditimbulkan oleh makna tersebut. Karena konsekuensi dari makna tersebut adalah seseorang tetap disebut sebagai seorang muslim meskipun dia berdoa meminta kepada para wali yang sudah mati, atau berdoa kepada Allah Taโala melalui perantaraan (tawassul) orang-orang shalih yang sudah meninggal, atau menyembelih untuk jin penunggu jembatan, selama mereka memiliki keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta. Maka sungguh, ini adalah kekeliruan yang sangat fatal. Karena ternyata makna tersebut akan membuka berbagai macam pintu kemusyrikan di tengah-tengah kaum muslimin.
Padahal Allah Taโala tetap menyebut perbuatan orang-orang musyrik itu sebagai perbuatan syirik, meskipun mereka meyakini dan mengakui bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang Menciptakan, Memberi rizki, dan Mengatur alam semesta. Allah Taโala berfirman,
ููููุนูุจูุฏูููู ู
ููู ุฏูููู ุงูููููู ู
ูุง ููุง ููุถูุฑููููู
ู ููููุง
ููููููุนูููู
ู ูููููููููููู ููุคูููุงุกู ุดูููุนูุงุคูููุง ุนูููุฏู ุงูููููู ูููู
ุฃูุชูููุจููุฆูููู ุงูููููู ุจูู
ูุง ููุง ููุนูููู
ู ููู ุงูุณููู
ูุงููุงุชู ููููุง ููู ุงููุฃูุฑูุถู
ุณูุจูุญูุงูููู ููุชูุนูุงููู ุนูู
ููุง ููุดูุฑูููููู
โDan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak
dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan. Dan
mereka berkata, โMereka itu adalah pemberi syafaโat kepada kami di sisi
Allah.โ Katakanlah, โApakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak
diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?โ Maha Suci Allah dan
Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (itu).โ [QS. Yunus : 18]Berdasarkan ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa alasan kaum musyrikin ketika mereka beribadah kepada selain Allah Taโala adalah bukan karena keyakinan bahwa sesembahan-sesembahan selain Allah itulah yang menciptakan atau memberi mereka rizki. Akan tetapi, sesembahan-sesembahan mereka itu hanyalah sebagai perantara dalam mencari syafaโat Allah Taโala. Dan mereka tetap memiliki keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang menciptakan dan Yang memberi rizki untuk mereka.
Kalau makna โlaa ilaaha illallahโ adalah โTidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam semesta selain Allahโ maka tentu perbuatan kaum musyrikin tersebut tidak bisa disebut sebagai perbuatan syirik. Akan tetapi, di akhir ayat tersebut Allah Taโala tetap menyatakan bahwa perbuatan tersebut adalah kesyirikan dalam firman-Nya yang artinya, โMaha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan itu.โ
Dan apabila makna kalimat tauhid adalah โTidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam semesta selain Allahโ tentu penyebutan perbuatan mereka dengan syirik oleh Allah Taโala dalam ayat tersebut adalah penyebutan yang keliru.
Sebagai kesimpulan, memaknai kalimat tauhid โlaa ilaaha illallahโ dengan kalimat โTidak ada Tuhan selain Allahโ yang berarti: โTidak ada pencipta, pemberi rizki, dan pengatur alam semesta selain Allahโ adalah pemaknaan yang keliru dengan tiga bukti atau tiga argumentasi yang telah kami sampaikan di atas.
@Rumah Lendah, 29 Rabiul Akhir 1440/ 6 Januari 2019
Penulis: M. Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id
Baca selengkapnya https://muslim.or.id/45153-kebodohan-kita-terhadap-makna-kalimat-tauhid-bag-2.html