Posted by : Al Barokah
Wednesday, 30 December 2015
34 Negara
Bentuk Aliansi Militer Islam, Indonesia Tidak Ambil Bagian Arab Saudi
menggandeng negara negara yang berlatar belakang Islam membentuk aliansi
militer Islam guna memerangi terorisme. Di aliansi tersebut terdapat 34 negara,
baik dari kawasan Teluk, Afrika maupun bagian Asia lainnya. Seperti dilansir
republika.co.id yang mengutid dari RT, ke-34 negara tersebut di antaranya, Arab
Saudi, Yordania, Uni Emirat Arab, Pakistan, Bahrain, Bangladesh, Benin, Turki,
Chad, Togo, Tunisia, Djibouti, Senegal, Sudan, Sierra Leone, Somalia, Gabon,
Guinea, Palestina, Republik Federal Islam COmoro, Qatar, Cote d’Ivoire, Kuwait,
Lebanon, dan Libya. Kemudian disusul Maladewa, Mali, Malaysia, Mesir, Maroko,
Mauritania, Niger, Nigeria serta Yemen. Namun, di dalam daftar nama tersebut
tidak terdapat Indonesia yang merupakan negara mayoritas Islam terbesar.
“Negara-negara yang disebutkanya telah memutuskan untuk membentuk aliansi
militer yang dipimpin oleh Saudi guna memerangi terorisme. Markas operasi
gabungan ini akan berbasis di Riyadh untuk mengkoordinasi serangan,” ujar
kantor berita Saudi SPA dalam pernyataannya. Di bawah, Raja Salman, Saudi
sangat aktif di dalam kebijakan politik luar negeri. Mereka terlibat dalam
operasi di Yaman, dan baru-baru ini Saudi mengumpulkan oposisi Suriah di
Riyadh. Aliansi Militer Islam Tanpa Indonesia Ketidakikutsertaan Indonesia
dalam aliansi tersebut dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi . Dikutip
dari suarapembaruan, Menteri Retno dengan tegas membantah bahwa Indonesia
memberi dukungan atas pembentukan aliansi militer buatan Arab Saudi untuk
melawan terorisme. Retno menegaskan Indonesia memiliki garis politik luar
negeri yang jelas untuk tidak ikut dalam aliansi militer apa pun. Retno
mengatakan komunikasinya dengan Menlu Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, dilakukan
terakhir kali hari Senin (14/12/15) malam. Menurutnya, inisiatif awal yang
disebutkan Saudi adalah pembentukan international center for countering
terrorism (pusat internasional untuk melawan terorisme), bukan sebuah aliansi
militer. “Tidak benar (mendukung aliansi militer) Dalam beberapa hari ini
komunikasi memang dilakukan. Hal pertama yang ditanyakan oleh Indonesia adalah
masalah modalitasnya (terkait pembentukaninternational center),” kata Retno
saat dihubungi di Jakarta, Selasa (15/12/15) pagi. Retno mengaku tidak tahu
adanya perubahan dari pembentukan pusat internasional menjadi sebuah aliansi
militer. “Mohon ditanyakan ke Saudi,” katanya. (sbb/dakwatuna)
Sumber: http://www.mirwans.com/2015/12/34-negara-bentuk-aliansi-militer-islam.html
Disalin dari Mirwans.com | Portal Media Bersama.
Sumber: http://www.mirwans.com/2015/12/34-negara-bentuk-aliansi-militer-islam.html
Disalin dari Mirwans.com | Portal Media Bersama.