Posted by : Al Barokah
Thursday, 21 July 2016
Apa sebenarnya yang menjadi motivasi cinta? Cinta
yang dimaksud adalah cinta kepada sesama. Untuk cinta kepada Allah, saya
yakin sudah banyak yang membahasnya. Pada kali ini, saya ingin fokus
membahas tentang cinta kepada sesama makhluq, terutama kepada sesama
manusia.
Motivasi cinta begitu kuat. Banyak kasus, yang katanya demi
cintanya kepada sang kekasih dia rela melakukan apa pun, termasuk bunuh
diri. Belum lagi, coba dengarkan lagu-lagu tentang cinta yang sering
mengatakan bahwa apa pun akan dilakukan demi cinta.
Dalam film, sinetron, lagu, dan berbagai budaya lainnya, sering kali
cinta begitu diagungkan. Seolah segalanya. Sayangnya, cinta tersebut
didominasi oleh cinta kepada lawan jenis. Dalam agama Islam, bukanlah
dilarang untuk mencintai lawan jenis. Laki-laki mencintai wanita dan
sebaliknya. Allah memang menciptakan rasa cinta kepada manusia. Karena
cinta adalah anugrah dari Allah, maka cinta harus digunakan sesuai
dengan kehendak Allah SWT. Inilah yang seharusnya menjadi motivasi
cinta.
Dari Anas bin Malik ra berkata: Nabi Muhammad saw bersabda: “Seseorang
tidak akan pernah mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai
seseorang, tidak mencintainya kecuali karena Allah; sehingga ia
dilemparkan ke dalam api lebih ia sukai daripada kembali kepada
kekufuran setelah Allah selamatkan darinya; dan sehingga Allah dan
Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya.” (Imam Al Bukhari).
Hadits ini memang ditujukan bagi kita yang mau merasakan manisnya
iman. Bukan “manisnya” pelampiasan hawa nafsu. Oleh karena itu, dalam
mencintai seseorang (istri, suami, anak, orang tua, dan sebagainya)
harus karena Allah seperti yang dikatakan Rasulullah saw dalam hadits
diatas: tidak mencintainya kecuali karena Allah. Motivasi cinta, harus karena Allah SWT.
Jika motivasi cinta kita hanya karena Allah, maka siapa yang dicintai
dan bagaimana cara mencintai harus sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Bagaimana dengan pacar? Saya tidak sedang membahas haram tidaknya
pacaran. Saya juga tidak sedang membahas apakah ada yang namanya pacaran
islami. Yang ingin saya tekankan disini, jika kita mencintai seseorang,
siapa pun itu, motivasi cinta tersebut harus karena Allah SWT dan
sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Yang kedua, sebesar apa pun cinta Anda kepada sesama makhluq, bahkan
kepada anak dan orang tua, tetap Allah dan Rasul-Nya harus lebih
dicintai. Apalagi hanya cinta kepada seorang pacar yang belum ada ikatan
hukum sama sekali dalam pandangan agama. Jangan sampai melebihi cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya. Salah satunya tidak melanggar perintah Allah
dan Rasul-Nya demi cinta kepada kekasihnya. Seperti mendekati zina
apalagi sampai melakukannya.
Manusia hidup hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Itulah motivasi hidup
sejati manusia. Termasuk motivasi cinta. Cintai istri karena Allah.
Cintai suami karena Allah. Cintai anak, orang tua, kakak, dan sudara
seiman lainnya hanya karena Allah. Karena inilah motivasi cinta sejati.