Archive for July 2016
Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul 21.00 malam.
Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu sangat melelahkan baginya.
Sesampainya di rumah ia mendapati anaknya yang berusia 8 tahun yang
duduk di kelas 2 SD sudah menunggunya di depan pintu rumah. Sepertinya
ia sudah menunggu lama.
“Kok belum tidur?” sapa sang Ayah pada anaknya.
Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja, dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari.
“Aku menunggu Papa pulang, karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”, kata sang anak.
“Lho, tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mau minta uang lagi ya?”, jawab sang ayah.
“Ah, nggak pa, aku sekedar..pengin tahu aja…” kata anaknya
.
“Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.400.000. Setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji Papa satu bulan berapa, hayo?!”, tanya sang ayah.
Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman.
Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.
“Jadi kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000 utuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000 dong!”
“Kamu pinter, sekarang tidur ya..sudah malam!”
Tapi sang anak tidak mau beranjak. “Papa, aku boleh pinjam uang Rp 10.000 nggak?”
“Sudah malam nak, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur”
“Tapi papa..”
“Sudah, sekarang tidur” suara sang Ayah mulai meninggi.
Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya.
Sang Ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang terisak-isak sambil memegang uang Rp 30.000.
Sambil mengelus kepala sang anak, Papanya berkata “Maafin Papa ya! Kenapa kamu minta uang malam-malam begini.. Besok kan masih bisa. Jangankan Rp.10.000, lebih dari itu juga boleh. Kamu mau pakai buat beli mainan khan?”
“Papa, aku ngga minta uang. Aku pinjam…nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.”
“Iya..iya..tapi buat apa??” tanya sang Papa.
“Aku menunggu Papa pulang hari ini dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Satu jam saja pa, aku mohon. Mama sering bilang, kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp 30.000. Tadi Papa bilang, untuk satu jam Papa dibayar Rp 40.000.. Karena uang tabunganku hanya Rp.30.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000 dari Papa” Sang Papa cuma terdiam.
Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis. Mendengar perkataan anaknya, sang Papa langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis..
Ia lalu segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak..
“Maafkan Papa sayang…” ujar sang Papa.
“Papa telah khilaf, selama ini Papa lupa untuk apa Papa bekerja keras. Maafkan Papa anakku” kata sang Papa ditengah suara tangisnya.
Si anak hanya diam membisu dalam dekapan sang Papanya.
=================================================
Saya ingin bertanya kepada Anda saat ini..
Sebetulnya, apakah alasan Anda untuk bekerja sangat keras dan mencari kesuksesan karir Anda?
Demi uang yang banyak? Atau sesungguhnya demi keluarga Anda?
Seringkali kita bekerja terlalu sibuk sehingga kita melupakan bahwa di akhir, keluargalah yang terpenting.
Tidak ada gunanya Anda sukses tapi pada akhirnya keluarga Anda telah meninggalkan Anda atau hubungan Anda dengan keluarga telah rusak.
Sesungguhnya, untung anak tersebut bicara dan komunikasi dengan orang tuanya untuk mencurahkan perasaannya.
Sering kali, anak cenderung diam dan bahkan tidak berbicara sama sekali tentang kondisinya kepada orang tua.
Ketika di tanya mereka hanya menjawab “Tidak ada apa-apa”
Bagaimana caranya Anda bisa menyelesaikan masalah jikalau Anda bahkan tidak tahu masalahnya dimana?
Hal ini sering kali terjadi pada anak dan khususnya terjadi pada anak di masa remaja.
Mereka merasa diabaikan/ditinggalkan, tidak di cintai, tidak dihargai oleh orang tuanya sendiri..
Pertanyaan berikutnya mungkin cukup berat untuk Anda..
“Menurut Anda, lebih baik Anda mencintai anak Anda atau Anak Anda merasa di cintai oleh Anda?”
Coba renungkan jawaban dari pertanyaan tersebut..
“Kok belum tidur?” sapa sang Ayah pada anaknya.
Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja, dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari.
“Aku menunggu Papa pulang, karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”, kata sang anak.
“Lho, tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mau minta uang lagi ya?”, jawab sang ayah.
“Ah, nggak pa, aku sekedar..pengin tahu aja…” kata anaknya
.
“Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.400.000. Setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji Papa satu bulan berapa, hayo?!”, tanya sang ayah.
Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman.
Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.
“Jadi kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000 utuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000 dong!”
“Kamu pinter, sekarang tidur ya..sudah malam!”
Tapi sang anak tidak mau beranjak. “Papa, aku boleh pinjam uang Rp 10.000 nggak?”
“Sudah malam nak, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur”
“Tapi papa..”
“Sudah, sekarang tidur” suara sang Ayah mulai meninggi.
Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya.
Sang Ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang terisak-isak sambil memegang uang Rp 30.000.
Sambil mengelus kepala sang anak, Papanya berkata “Maafin Papa ya! Kenapa kamu minta uang malam-malam begini.. Besok kan masih bisa. Jangankan Rp.10.000, lebih dari itu juga boleh. Kamu mau pakai buat beli mainan khan?”
“Papa, aku ngga minta uang. Aku pinjam…nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.”
“Iya..iya..tapi buat apa??” tanya sang Papa.
“Aku menunggu Papa pulang hari ini dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Satu jam saja pa, aku mohon. Mama sering bilang, kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp 30.000. Tadi Papa bilang, untuk satu jam Papa dibayar Rp 40.000.. Karena uang tabunganku hanya Rp.30.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000 dari Papa” Sang Papa cuma terdiam.
Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis. Mendengar perkataan anaknya, sang Papa langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis..
Ia lalu segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak..
“Maafkan Papa sayang…” ujar sang Papa.
“Papa telah khilaf, selama ini Papa lupa untuk apa Papa bekerja keras. Maafkan Papa anakku” kata sang Papa ditengah suara tangisnya.
Si anak hanya diam membisu dalam dekapan sang Papanya.
=================================================
Saya ingin bertanya kepada Anda saat ini..
Sebetulnya, apakah alasan Anda untuk bekerja sangat keras dan mencari kesuksesan karir Anda?
Demi uang yang banyak? Atau sesungguhnya demi keluarga Anda?
Seringkali kita bekerja terlalu sibuk sehingga kita melupakan bahwa di akhir, keluargalah yang terpenting.
Tidak ada gunanya Anda sukses tapi pada akhirnya keluarga Anda telah meninggalkan Anda atau hubungan Anda dengan keluarga telah rusak.
Sesungguhnya, untung anak tersebut bicara dan komunikasi dengan orang tuanya untuk mencurahkan perasaannya.
Sering kali, anak cenderung diam dan bahkan tidak berbicara sama sekali tentang kondisinya kepada orang tua.
Ketika di tanya mereka hanya menjawab “Tidak ada apa-apa”
Bagaimana caranya Anda bisa menyelesaikan masalah jikalau Anda bahkan tidak tahu masalahnya dimana?
Hal ini sering kali terjadi pada anak dan khususnya terjadi pada anak di masa remaja.
Mereka merasa diabaikan/ditinggalkan, tidak di cintai, tidak dihargai oleh orang tuanya sendiri..
Pertanyaan berikutnya mungkin cukup berat untuk Anda..
“Menurut Anda, lebih baik Anda mencintai anak Anda atau Anak Anda merasa di cintai oleh Anda?”
Coba renungkan jawaban dari pertanyaan tersebut..
Membeli Waktu
Salah satu hal tersulit yang bisa kita lakukan adalah melepas orang
yang begitu kita cintai menuju kematian. Cerita berikut ini bisa
membantu.
Pada masa-masa sebelum adanya pesawat terbang yang andal, kebanyakan
orang bepergian dari benua ke benua dengan kapal penumpang besar lintas
samudra. Saat kapal hendak berlayar, para penumpang akan berbaris di dek
kapal, di sisi dermaga di mana keluarga dan sahabat mereka berdiri.
Tatkala sirine uap berbunyi menandakan keberangkatan, mereka yang di
atas kapal dan mereka yang di dermaga melambai, memberikan ciuman dari
jauh, dan meneriakkan salam perpisahan sembari kapal perlahan menjauh.
Tak lama, kapal itu terlalu jauh bagi mereka yang di dermaga untuk
membedakan siapa-siapa di jajaran para penumpang yang masih berdiri di
dek, namun mereka masih melambai dan memandang.
Beberapa menit kemudian, perahu itu bahkan terlalu jauh untuk bisa
melihat kerumunan penumpangnya, namun masih saja orang-orang yang
mengasihi akan tetap di dermaga menatap kapal yang kian melenyap, dimana
orang yang mereka cintai berada.
Kemudian kapal akan mencapai suatu garis pembatas cakrawala, lalu
lenyap sama sekali. Namun, walaupun keluarga dan kawan di daratan tidak
bisa melihat orang yang mereka kasihi lagi, apalagi bicara atau
menyentuh mereka, mereka tahu bahwa orang yang mereka kasihi tidak
lenyap sepenuhnya. Mereka hanya pergi melintasi suatu garis, cakrawala,
yang memisahkan kita dari yang nan jauh disana. Mereka tahu bahwa mereka
akan berjumpa lagi.
Hal yang sama bisa dikatakan tatkala orang yang kita cintai
meninggal. Jika kita beruntung, kita berada di sisi pembaringan mereka,
memeluk mereka, dan mengucap salam perpisahan terakhir. Kemudian mereka
berlayar menuju samudra, yaitu kematian. Mereka makin memudar dari kita.
Pada akhirnya,mereka mencapai cakrawala, garis pembatas yang
memisahkan kehidupan ini dengan yang di luar sana. Setelah mereka
melewati garis itu, kita tidak bisa melihat mereka lagi, apalagi bicara
atau menyentuh mereka, namun kita tahu bahwa mereka belum lenyap sama
sekali.
Mereka hanya melewati suatu garis, kematian, yang memisahkan kita dari yang di luar sana. Kita akan bertemu satu sama lain lagi.
Cakrawala Kematian
Apa sebenarnya yang menjadi motivasi cinta? Cinta
yang dimaksud adalah cinta kepada sesama. Untuk cinta kepada Allah, saya
yakin sudah banyak yang membahasnya. Pada kali ini, saya ingin fokus
membahas tentang cinta kepada sesama makhluq, terutama kepada sesama
manusia.
Motivasi cinta begitu kuat. Banyak kasus, yang katanya demi
cintanya kepada sang kekasih dia rela melakukan apa pun, termasuk bunuh
diri. Belum lagi, coba dengarkan lagu-lagu tentang cinta yang sering
mengatakan bahwa apa pun akan dilakukan demi cinta.
Dalam film, sinetron, lagu, dan berbagai budaya lainnya, sering kali
cinta begitu diagungkan. Seolah segalanya. Sayangnya, cinta tersebut
didominasi oleh cinta kepada lawan jenis. Dalam agama Islam, bukanlah
dilarang untuk mencintai lawan jenis. Laki-laki mencintai wanita dan
sebaliknya. Allah memang menciptakan rasa cinta kepada manusia. Karena
cinta adalah anugrah dari Allah, maka cinta harus digunakan sesuai
dengan kehendak Allah SWT. Inilah yang seharusnya menjadi motivasi
cinta.
Dari Anas bin Malik ra berkata: Nabi Muhammad saw bersabda: “Seseorang
tidak akan pernah mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai
seseorang, tidak mencintainya kecuali karena Allah; sehingga ia
dilemparkan ke dalam api lebih ia sukai daripada kembali kepada
kekufuran setelah Allah selamatkan darinya; dan sehingga Allah dan
Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya.” (Imam Al Bukhari).
Hadits ini memang ditujukan bagi kita yang mau merasakan manisnya
iman. Bukan “manisnya” pelampiasan hawa nafsu. Oleh karena itu, dalam
mencintai seseorang (istri, suami, anak, orang tua, dan sebagainya)
harus karena Allah seperti yang dikatakan Rasulullah saw dalam hadits
diatas: tidak mencintainya kecuali karena Allah. Motivasi cinta, harus karena Allah SWT.
Jika motivasi cinta kita hanya karena Allah, maka siapa yang dicintai
dan bagaimana cara mencintai harus sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Bagaimana dengan pacar? Saya tidak sedang membahas haram tidaknya
pacaran. Saya juga tidak sedang membahas apakah ada yang namanya pacaran
islami. Yang ingin saya tekankan disini, jika kita mencintai seseorang,
siapa pun itu, motivasi cinta tersebut harus karena Allah SWT dan
sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Yang kedua, sebesar apa pun cinta Anda kepada sesama makhluq, bahkan
kepada anak dan orang tua, tetap Allah dan Rasul-Nya harus lebih
dicintai. Apalagi hanya cinta kepada seorang pacar yang belum ada ikatan
hukum sama sekali dalam pandangan agama. Jangan sampai melebihi cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya. Salah satunya tidak melanggar perintah Allah
dan Rasul-Nya demi cinta kepada kekasihnya. Seperti mendekati zina
apalagi sampai melakukannya.
Manusia hidup hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Itulah motivasi hidup
sejati manusia. Termasuk motivasi cinta. Cintai istri karena Allah.
Cintai suami karena Allah. Cintai anak, orang tua, kakak, dan sudara
seiman lainnya hanya karena Allah. Karena inilah motivasi cinta sejati.
Motivasi Cinta ?
Ada tiga
gaya, penampilan atau mode yang membuat wanita muslimah diancam tidak akan
mencium bau surga. Padahal bau surga dapat dicium dari jarak sekian dan sekian.
Di antara penampilan yang diancam seperti itu adalah gaya wanita yang
berpakaian namun telanjang. Yang kita saksikan saat ini, banyak wanita
berjilbab atau berkerudung masih berpenampilan ketat dan seksi.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ
كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ
عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ
الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا
لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua
golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang
memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita
yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk
unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan
mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.”
(HR. Muslim no. 2128).
Tiga Sifat Wanita yang Tidak Mencium Bau Surga
Dalam hadits di atas disebutkan beberapa sifat wanita yang diancam tidak mencium bau surga di mana disebutkan,
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ
كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ
Yaitu para wanita yang: (1) berpakaian tetapi telanjang, (2) maa-ilaat
wa mumiilaat, (3) kepala mereka seperti punuk unta yang miring.
Apa yang dimaksud ketiga sifat ini?
Berikut keterangan dari Imam Nawawi dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim.
Apa yang dimaksud ketiga sifat ini?
Berikut keterangan dari Imam Nawawi dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim.
(1) Wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Ada beberapa tafsiran yang disampaikan oleh Imam Nawawi:
1- wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
2- wanita yang menutup sebagian tubuhnya dan menyingkap sebagian lainnya.
3- wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan warna badannya.
Ada beberapa tafsiran yang disampaikan oleh Imam Nawawi:
1- wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
2- wanita yang menutup sebagian tubuhnya dan menyingkap sebagian lainnya.
3- wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan warna badannya.
(2) Wanita yang maa-ilaat wa mumiilaat
Ada beberapa tafsiran mengenai hal ini:
1- Maa-ilaat yang dimaksud adalah tidak taat pada Allah dan tidak mau menjaga yang mesti dijaga. Mumiilaat yang dimaksud adalah mengajarkan yang lain untuk berbuat sesuatu yang tercela.
2- Maa-ilaat adalah berjalan sambil memakai wangi-wangian dan mumilaat yaitu berjalan sambil menggoyangkan kedua pundaknya atau bahunya.
3- Maa-ilaat yang dimaksud adalah wanita yang biasa menyisir rambutnya sehingga bergaya sambil berlenggak lenggok bagai wanita nakal. Mumiilaat yang dimaksud adalah wanita yang menyisir rambut wanita lain supaya bergaya seperti itu.
Ada beberapa tafsiran mengenai hal ini:
1- Maa-ilaat yang dimaksud adalah tidak taat pada Allah dan tidak mau menjaga yang mesti dijaga. Mumiilaat yang dimaksud adalah mengajarkan yang lain untuk berbuat sesuatu yang tercela.
2- Maa-ilaat adalah berjalan sambil memakai wangi-wangian dan mumilaat yaitu berjalan sambil menggoyangkan kedua pundaknya atau bahunya.
3- Maa-ilaat yang dimaksud adalah wanita yang biasa menyisir rambutnya sehingga bergaya sambil berlenggak lenggok bagai wanita nakal. Mumiilaat yang dimaksud adalah wanita yang menyisir rambut wanita lain supaya bergaya seperti itu.
(3) Wanita yang kepalanya seperti punuk unta yang miring
Maksudnya adalah wanita yang sengaja memperbesar kepalanya dengan mengumpulkan rambut di atas kepalanya seakan-akan memakai serban (sorban). (Lihat Syarh Shahih Muslim, terbitan Dar Ibnul Jauzi, 14: 98-99).
Maksudnya adalah wanita yang sengaja memperbesar kepalanya dengan mengumpulkan rambut di atas kepalanya seakan-akan memakai serban (sorban). (Lihat Syarh Shahih Muslim, terbitan Dar Ibnul Jauzi, 14: 98-99).
Mode Wanita Saat Ini …
Ada beberapa gaya yang bisa kita saksikan dari mode wanita muslimah saat ini yang diancam tidak mencium bau surga berdasarkan hadits di atas:
1- Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga kelihatan warna kulit.
2- Wanita yang berpakaian tetapi telanjang karena sebagian tubuhnya terbuka dan lainnya tertutup.
3- Wanita yang biasa berhias diri dengan menyisir rambut dan memakerkan rambutnya ketika berjalan dengan berlenggak lenggok.
4- Wanita yang menyanggul rambutnya di atas kepalanya atau menambah rambut di atas kepalanya sehingga terlihat besar seperti mengenakan konde (sanggul).
5- Wanita yang memakai wangi-wangian dan berjalan sambil menggoyangkan pundak atau bahunya.
Semoga Allah memberi petunjuk pada wanita muslimah untuk berpakaian yang sesuai petunjuk Islam. Karena penampilan seperti ini yang lebih menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat.
Ada beberapa gaya yang bisa kita saksikan dari mode wanita muslimah saat ini yang diancam tidak mencium bau surga berdasarkan hadits di atas:
1- Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga kelihatan warna kulit.
2- Wanita yang berpakaian tetapi telanjang karena sebagian tubuhnya terbuka dan lainnya tertutup.
3- Wanita yang biasa berhias diri dengan menyisir rambut dan memakerkan rambutnya ketika berjalan dengan berlenggak lenggok.
4- Wanita yang menyanggul rambutnya di atas kepalanya atau menambah rambut di atas kepalanya sehingga terlihat besar seperti mengenakan konde (sanggul).
5- Wanita yang memakai wangi-wangian dan berjalan sambil menggoyangkan pundak atau bahunya.
Semoga Allah memberi petunjuk pada wanita muslimah untuk berpakaian yang sesuai petunjuk Islam. Karena penampilan seperti ini yang lebih menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat.
3 Gaya Wanita yang Tidak Mencium Bau Surga !
kisah Ainul Mardiah diceritakan dalam hadits Nabi riwayat Tirmidzi.
Setiap pandangan yang melihatnya pasti akan menemukan keridhaan hati.
ketika pagi hari di bulan ramadhan, Nabi sedang memberikan targhib (semangat untuk berhijab) kepada pasukan Islam.
nabi pun bersabda, "sesungguhnya orang yang mati shadid karena Allah, maka Allah akan menganuggerahkannya Aiunul Mardhiah, bidadari paling cantik di surga".
salah satu sahabat yang masih muda mendengar cerita itu menjadi penasaran. Namun karena maalu kepada Nabi dan sahabat-sahabt yang lain, sahabat ini tidak jadi mencari tahu lebih dalam mengenai Ainul Mardiah.
Wakti Zuhur sebentar lagi, sesuai sunnah Rasul, para sahabat dipersihlahkan untuk tidur sejenak sebelum pergi berperang. Bersama kafilah perannya pun sahabat yang satu ini tidur terlelap dan sampai bermimpi.
Di dalam mimpinya dia berada di tempat yang sanagt indah yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Dia pun bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Ia pun bertanya kepada wanita tersebut,"Dimanakah ini ?"
"Inilah surga." jawab wanita itu.
Kemudian sahabat ini bertanya lagi, "Apakah Anda Ainul Mardhiah ?".
"Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah.
Kalau Anda ingin bertemu dengan Ainul Mardhiah, dia sedang beristerahat di bawah pohon yang rindang itu."
Pemuda itu pun beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya dan sangat pemalu.
Pemuda itu bertanya. "Apakah Anda Ainul Mardhiah ?"
"Bukan saya ini penjaganya. Kalau anda ingin bertemunya di sanalah singgasannya.
Lalu sahabat ini pun pergi ke singgasana tersebut dan sampailahke suatu mahligai. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya yang sedang mengelap-ngelap perhiasan.
Sahabat ini pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Apakah Anda Ainul Mardhiah ?"
"Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Saya penjaganya di mahligai ini. Jika anda ingin menemuinya, temuilah ia di mahligai itu."
Pemuda itu pun beranjak dan samapailah ke mahligai yang ditunjukkan, didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya daan sangat pemalu.
Pemuda itu pun bertanya." Apakah Anda Ainul Mardhiah ?"
"Ya, benar saya Ainul Mardhiah" pemuda itu pun mendekat, tetapi Aiunul Mardhiah menghindar dan berkata, "Anda bukanmseorang yang mati syahid.
Komando jihad pun menggelora. Sahabat ini pun dengan semnagatnya berjihad untuk dapat bertemu dengan Ainul Mardhiah. Ia pun Akhrinya mati syahid.
Di petang hari ketika buka puasa, sahabat kepercayaan ini menceritakan mimpi sahabat yang mati syahid ini kepada Nabi. Nabi pun membenarkan mimpi sahabat muda ini dan Nabi bersabda, "Sekarang ia bahagia bersama Ainul Mardhiah". (HR. TIRMIDZI)
Setiap pandangan yang melihatnya pasti akan menemukan keridhaan hati.
ketika pagi hari di bulan ramadhan, Nabi sedang memberikan targhib (semangat untuk berhijab) kepada pasukan Islam.
nabi pun bersabda, "sesungguhnya orang yang mati shadid karena Allah, maka Allah akan menganuggerahkannya Aiunul Mardhiah, bidadari paling cantik di surga".
salah satu sahabat yang masih muda mendengar cerita itu menjadi penasaran. Namun karena maalu kepada Nabi dan sahabat-sahabt yang lain, sahabat ini tidak jadi mencari tahu lebih dalam mengenai Ainul Mardiah.
Wakti Zuhur sebentar lagi, sesuai sunnah Rasul, para sahabat dipersihlahkan untuk tidur sejenak sebelum pergi berperang. Bersama kafilah perannya pun sahabat yang satu ini tidur terlelap dan sampai bermimpi.
Di dalam mimpinya dia berada di tempat yang sanagt indah yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Dia pun bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Ia pun bertanya kepada wanita tersebut,"Dimanakah ini ?"
"Inilah surga." jawab wanita itu.
Kemudian sahabat ini bertanya lagi, "Apakah Anda Ainul Mardhiah ?".
"Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah.
Kalau Anda ingin bertemu dengan Ainul Mardhiah, dia sedang beristerahat di bawah pohon yang rindang itu."
Pemuda itu pun beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya dan sangat pemalu.
Pemuda itu bertanya. "Apakah Anda Ainul Mardhiah ?"
"Bukan saya ini penjaganya. Kalau anda ingin bertemunya di sanalah singgasannya.
Lalu sahabat ini pun pergi ke singgasana tersebut dan sampailahke suatu mahligai. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya yang sedang mengelap-ngelap perhiasan.
Sahabat ini pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Apakah Anda Ainul Mardhiah ?"
"Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Saya penjaganya di mahligai ini. Jika anda ingin menemuinya, temuilah ia di mahligai itu."
Pemuda itu pun beranjak dan samapailah ke mahligai yang ditunjukkan, didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya daan sangat pemalu.
Pemuda itu pun bertanya." Apakah Anda Ainul Mardhiah ?"
"Ya, benar saya Ainul Mardhiah" pemuda itu pun mendekat, tetapi Aiunul Mardhiah menghindar dan berkata, "Anda bukanmseorang yang mati syahid.
Komando jihad pun menggelora. Sahabat ini pun dengan semnagatnya berjihad untuk dapat bertemu dengan Ainul Mardhiah. Ia pun Akhrinya mati syahid.
Di petang hari ketika buka puasa, sahabat kepercayaan ini menceritakan mimpi sahabat yang mati syahid ini kepada Nabi. Nabi pun membenarkan mimpi sahabat muda ini dan Nabi bersabda, "Sekarang ia bahagia bersama Ainul Mardhiah". (HR. TIRMIDZI)