Posted by : Al Barokah
Friday, 17 June 2016
Anda tahu
rayap? Rayap adalah binatang kecil yang biasa memakan kayu. Rayap dikenal
sebagai hama yang bisa merusak rumah kita, setidaknya bahan rumah kita yang
terbuat dari kayu. Kekuatan rayap sungguh luar biasa, sebuah bangunan besar
bisa hancur oleh binatang kecil ini. Namun bukan hanya ini saja kekuatannya.
Selain memiliki kekuatan merusak, rayap pun memiliki kekuatan membangun.
Rayap
memiliki kekuatan membangun sarangnya lengkap dengan sistem Air
Conditioning-nya plus tata ruang yang apik dengan ketinggian sampai 9 meter.
Ini adalah suatu pencapaian luar biasa sebab tubuh rayap sendiri hanya memiliki
tinggi sekitar 3 mm saja. Artinya rayap mampu membangun tempat tinggalnya
sampai 3.000 kali tinggi badannya.
Sementara
manusia, dengan berbagai peralatan dan bahan-bahan yang canggih, sampai
sekarang belum mampu membangun bangunan dengan ketinggian sampai 1.000 kali
tinggi badannya. Sampai saat ini bangunan tertinggi yang sudah dibuat manusia
baru sampai ketinggian sekitar 1.000 meter saja.
Bagaimana
rayap bisa membangun tempat tinggalnya begitu tinggi? Ada dua hikmah yang bisa
kita dapatkan dari rayap:
- Mereka bekerja sama dalam membangun sarangnya. Tubuh kecil dan lemah bisa diatasi dengan cara bekerja sama. Bekerja sama membuat mereka memiliki kekuatan yang dahsyat baik dalam menghancurkan maupun membangun.
- Mereka bekerja dengan mengikuti insting, yang merupakan fitrah yang diberikan Allah kepada makhluq ini. Mereka tidak punya ilmu arsitektur. Mereka tidak memiliki ilmu dengan pengkondisian udara dan tata ruang. Mereka tidak pernah kuliah cara mengawetkan makanan. Mereka mampu, karena mereka hidup dalam fitrahnya.
Manusia yang
seharusnya memiliki kemampuan yang jauh lebih dahsyat bisa kehilangan kemampuan
itu karena disebabkan oleh dua hal.
Yang pertama, jika seseorang sudah tidak mau
lagi bekerja sama sesama dengan saudaranya. Kesombongan dan keangkuhan mereka
menghalangi untuk bekerja sama sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal.
“Saya bisa, saya hebat, dan saya mampu. Buat apa bekerja sama?” Orang yang
berkata seperti ini adalah mereka yang kehilangan banyak potensi keberhasilan
dalam hidupnya.
Hikmah kedua, banyak manusia yang sudah jauh
dari fitrahnya. Mereka hidup dengan cara sendiri. Cara yang diproduksi oleh
akalnya sendiri yang sungguh lemah dan banyak kekurangannya. Padahal kita sudah
punya cara hidup yang sesuai dengan fitrah manusia karena cara hidup ini dibuat
oleh Pencipta kita. Cara hidup itu adalah Al Quran dan Hadits Nabi saw.
Mudah-mudahan,
melalui gemblengan bulan Ramadhan ini, kita semua kembali ke fitrah kita (idul
fitri) serta memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dengan demikian kita bisa
mengembalikan potensi kita yang sebenarnya, baik untuk meraih sukses
dunia maupun akhirat. Aamiin